Social Icons

Blogger templates

Pages

Featured Posts

Senin, 03 Maret 2014

UJIAN PRAKTEK KKPI

AMD (Advanced Micro Devices, Inc) adalah terbesar kedua pemasok global mikroprosesor berdasarkan arsitektur x86 setelah Intel Corporation, dan ketiga terbesar pemasok unit pengolahan grafis. Ia juga memiliki 21 persen dari Spansion, pemasok non-volatile memori flash. Pada tahun 2007, AMD peringkat kesebelas antara produsen semikonduktor dari segi pendapatan.

Pabrik pertama berada di Austin, Texas, Amerika dan pabrik kedua berada di Dresden, Jerman yang ditetapkan untuk memproduksi Athlon saja. Bila semuanya berjalan lancar, mimpi harga sistim PC akan dapat lebih murah bisa terwujud karena tidak lagi di monopoli oleh Intel.

 

AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION

Pada tulisan ini saya akan membuat review mengenai prosesor AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION. AMD kembali merilis jajaran prosesor baru. Salah satunya adalah Phenom II X2 560 Black Edition. Processor dengan core ganda ini memiliki kecepatan frequensi sebesar 3.3GHz, 6MB Cache memory, unlocked multiplier, dan memiliki TDP sebesar 80W. Phenom X2 560 BE ini dihargai US$105.



 Berikut adalah spesifikasi lebih lengkap mengenai prosesor AMD ini.

Detail Specifications

ClassPhenom II
SocketAM3
CPU Cores2
L1 Cache2 x 128 KB
L2 Cache2 x 512 KB
L3 Cache6 MB
Front Side BusHyperTransport™ up to 4000 MT/s
CoreCallisto
Architecture45 nm
Clock Speed3330 MHz
Thermal Envelope80 W
Berikut adalah penjelasan mengenai spesifikasi pada tabel di atas beserta fitur yang dimilikinya.

a.        Class Phenom II

Sesuai dengan namannya AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION. Prosesor ini merupakan jenis phenom generasi ke-2. Sebelumnya, pada era Phenom generasi pertama, AMD memulai tren baru. Mereka menawarkan prosesor berinti lebih banyak ketimbang saingannya pada satu titik harga pasar. Pendekatan pasar yang cukup efektif ini sepertinya membuat AMD “ketagihan”. Ketika Intel meluncurkan prosesor hexa-core, kita tentunya tahu bahwa pilihan alternatif dari AMD juga nantinya akan segera keluar. Yang pasti processor keluaran produk AMD ini harganya akan lebih murah dibandingkan produk Intel.

Nah, untuk menjawab tantangan tersebut maka AMD pun mengeluarkan phenom generasi ke-2. Dengan kelebihan sebagai berikut:

AMD 64 with Direct Connect Architecture, dapat meningkatkan system performance dengan menghubungkan secara langsung prosesor, memori kontroler, dan input output kedalam keping prosesor.
Balanced Smart Cache, menyediakan cache yang cukup untuk semua core
Integrated DDR2 DRAM Controller with AMD Memory Optimizer Technology
AMD Cool n Quiet 3.0 technology
Dual Dynamic Power Management. Management power untuk efisiensi daya pada core prosesor dan memory kontroler
 b.        Socket AM3

Soket adalah tempat dudukan prosesor pada motherboard. Dudukan ini berbentuk segi empat dengan lubang-lubang kecil tempat tertancapnya kaki-kaki (pin-pin) prosesor yang tersusun membentuk matriks 2 dimensi. Susunan, letak, dan jarak antar lubang sama persis dengan susunan, letak, dan jarak antar pin-pin pada prosesor.



Soket AM3 merupakan soket yang paling baru di platform AMD. Soket AM3 memiliki 941 pin konektor, namun ada ada beberapa yang mengatakan bahwa soket AM3 hanya memiliki 938 pin, dimana terpaut 1 pin dengan soket AM2/AM2+. Soket AM3 ini memiliki dukungan untuk dual-channel DDR3 dan frekuensi Hyprtransport hingga 3200Mhz (6400Mhz DDR). Soket ini diluncurkan setelah prosesor generasi Deneb (Phenom II) diluncurkan. Soket ini tidak memiliki bacward kompatibility, yaitu prosesor dengan soket AM2/AM2+ tidak akan bekerja di soket ini, jangankan bekerja, jika dipasang pun tidak akan bisa karena perbedaann jumlah pin-nya. Sebaliknya, prosesor AMD terbaru dengan soket AM3 dapat bekerja di soket AM2/AM2+ dengan dukungan memori DDR2. Hal tersebut dikarena prosesor AM3 dilengkapi memory controller yang kompatibel dengan DDR3 dan DDR2, sedangkan prosesor soket AM2/AM2+ memory controller nya hanya mendukung DDR2 saja.

 c.         Dual Core CPU

AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION memiliki kemampual dua core, dimana terdapat 2 macam inti pada prosesornnya.

Pada komputer yang inti (core) prosesornya hanya satu (single core), multi-tasking (mengerjakan beberapa hal sekaligus di satu komputer yangg sama) memang masih bisa dikerjakan. Namum karena “otak”nya (core adalah otak dari prosesor) hanya 1 terpaksa beberapa tugas tersebut dikerjakan secara bergantian dan bergiliran. Untuk tugas-tugas yang “ringan” seperti mendengarkan musik sambil mengetik surat misalnya, prosesor single core masih mampu menanganinya tanpa si pengguna merasa “terganggu”. Tapi kalau tugas-tugas tersebut cukup “berat” seperti converting file, bermain game 3D, dsb, kadang akan terjadi lag atau program terhenti sejenak. Kalau mendengarkan musik, maka alunan suara akan terdengar putus-putus. Hal tersebut menandakan bahwa prosesor sudah kewalahan menangani tugas yang bertumpuk – tumpuk.

Produsen prosesor merespon tuntutan para penggunanya dengan menciptakan prosesor yang memiliki lebih dari 1 core (multi core). Angka yang terdekat setelah 1 tentu saja 2. Maka lahirlah prosesor berinti 2 (dual core). Dengan adanya dual core ini pekerjaan yang dapat dilakukan akan semakin cepat. Berbeda dengan dual core pada intel (Seperti Intel Pentium D) yang menempatkan kedua core-nya pada dua chip yang berbeda dalam prosesornya. Pada AMD, kedua core-nya ditempatkan pada 1 chip, sehingga komunikasi antar kedua otaknya (core) lebih mudah tershubung dibandingkan dengan intel. Prosesor yang memiliki 2 core, digambarkan sebagai berikut:

 

d.        Callisto Core

Sebelumnya, AMD meluncurkan Phenom II mulai dari tipe empat core (X4). Setelah proses produksi, tidak semua core yang ada pada prosesor ini berjalan dengan stabil. Saat sebuah core dianggap tidak dapat bekerja dengan baik, AMD me­ngunci core tersebut dan menjual prosesornya dengan sebutan X3 dan mengganti nama kodenya dengan Heka walaupun masih merupakan sebuah Deneb. Baru-baru ini AMD merilis Phenom II X2 yang diberi kode Calisto. Seperti Heka, prosesor ini memiliki dua buah core yang dinon-aktifkan dari total empat core. Apakah hanya core-nya saja yang di non-aktifkan? Ya! Bahkan pada Phenom II X2, pengguna masih mendapatkan fasilitas shared L3 cache sebesar 6 MB dan dukungan terhadap memori DDR3. Karena hanya dua prosesor yang bekerja, otomatis TDP yang hasilkan juga lebih rendah. Dengan begitu, AMD tidak akan menderita kerugian akibat memiliki prosesor yang tidak bekerja secara semestinya. Sayang­nya, dengan strategi seperti ini, keterse­diaan prosesor ini sangat tidak menjanjikan saat supply-nya sudah habis.

Pada AMD Phenom II X2 ini memiliki basis Core yag sama dengan AMD Phenom II X4, tapi ketika di produksi dan di pasarkan, 2 Core dari AMD Phenom II X2 dikunci sehingga cuma 2 Core yg aktif. Untuk dapat mengaktifkan 2 Core yang dikunci tersebut, harus melakukan Unlocking Processor. Cara Unlocking secara sederhananya tinggal mengaktifkan Feature Special ACC melalui BIOS yang ada di chipset SB750. Namun sekarang juga sudah tersapat cara Unlocking melalui Windows.

 

e.         Clock Speed 3.3GHz

Sebelumnya mari lihat kembali mengenai nama prosesor ini, AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION. Terdapat kata “Black Edition” yang disertakan disana, tidak seperti jenis phenom lainnya yang tidak terdapat kata “Black Edition” pada namanya, AMD Black Edition adalah CPU dari AMD yang multipliernya di unlock atau tidak di kunci, dimana dapat mengubah Multiplier di processor tanpa harus menaikan Bus speed pada processor. Jadi pilihan untuk overclock lebih terbuka lebar. Sementara CPU AMD yang non black edition multipliernya terbatas atau terkunci. Dapat dilihat disini, bahwa clock speed yang dimiliki oleh AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION ini adalah 3330 MHz / 3.3GHz. Kemampuan AMD sebagai prosesor yang dapat di overclocking dengan lebih mudah, tidak menahannya dengan angka clock speed 3.3 GHz. Nilai tersebut bisa ditingkatkan lagi. Berdasarkan sumber dari

www.bhinneka.com/products/sku00005766/amd_phenom_ii_x2_560_black.aspx

Prosesor amd phenom II X2 ini berhasil di Overclock sampai dengan 3,7 GHz dan kinerjanya tetap stabil.

 

f.         Arsitektur 45nm

Pada prosesor AMD ini telah dibuat kedalam arsitektur 45nm, angka 45nm tersebut adalah besarnya transistor yang digunakan oleh prosesor. Dimana semakin kecil transistor maka semakin banyak komponen yang bisa ditanamkan didalam prosesor. Sehingga arsitektur prosesor tersebut semakin kompleks. Dengan begitu, maka akan didapatkan penggunaan energi yang lebih rendah. Jika dibandingkan dengan prosesor 65nm, penggunaan energi prosesor 45nm lebih rendah 12%. Disamping itu keuntungan tambahan dari prosesor ini yaitu memiliki suhu yang rendah dibandingkan dengan prosesor 65nm.

Arsitektur desain dalam prosesor 45nm sama seperti prosesor 65nm, tetapi berbeda dalam hal jumlah transistor. Chace memory pada AMD 45nm yaitu 3 chase dibuat bintik-bintik fungsinya untuk membuat kinerja lebih tinggi dengan memory 6MB. 3 chase memory akan membuat hebat kinerja komputer dengan melebihi kinerja quad core.

 

g.        Hyper Transport up to 4000MT/s

Istilah HyperTransport (HT) sebelumnya dikenal dengan nama Lightning Data Transport (LDT) adalah saluran komunikasi dua arah (bidirectional) yang berfungsi untuk mentransmisikan data yang bersifat paralel maupun serial yang memiliki bandwidth tinggi dengan tingkat latency (penghambatan) yang rendah. Teknologi ini diperkenalkan pada tanggal 2 April 2001. Banyak perusahaan Intenasional yang memanfaatkan teknologi ini. AMD adalah salah satu perusahaan yang menggunakan dan menerapkan teknologi HyperTransport pada prosesor golongan x86.Sedangkan Intel, pesaing AMD, tetap menggunakan Font Side Bus dan tidak mengadopsi teknologi HyperTransport untuk diaplikasikan pada prosesor produksinya.

HyperTransport mempunyai 3 versi, yakni versi 1.0, 2.0 dan 3.0 yang berjalan dari kecepatan 200 MHz hingga 2600 MHz (2,6 GHz). Hal ini jelas sangat berbeda dengan kecepatan bus PCI yang hanya berkisar pada kecepatan 33 MHz atau 66 MHz. Dengan menggunakan koneksi Double Data Rate (DDR) HyperTransport dapat mentransmisikan data dua kali lebih banyak pada kecepatan yang sama. Dengan teknologi ini, HyperTransport dapat mentransfer data hingga 5200 Megatransfer per second (MT/second = Juta transfer/detik) ketika berjalan pada kecepatan 2600 MHz.

Pada AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION memiliki HyperTransport™ Technology up to 4000MT/s, yang berarti bahwa HyperTransport-nya dapat mencapai batas maksimum sebesar 4000 juta transfer / detik. Hal inilah yang membuat teknologi prosesor AMD yang menggunakan HyperTransport ini menjadi lebih cepat daripada FSB biasa.

 

h.        Cache Memory

Cache memory adalah memory berukuran kecil berkecepatan tinggi yang berfungsi untuk menyimpan sementara instruksi dan/atau data (informasi) yang diperlukan oleh prosesor. Pada saat ini, cache memory ada 3 jenis, yaitu L1 cache, L2 cache, dan L3 cache. Tujuannya adalah untuk memperkecil perbedaan speed(botleneck) antara memory (lambat, data banyak) dan prosesor (cepat, data sedikit).

Prosesor AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION ini memiliki ketiga jenis cache memory yang ada, yaitu L1 sebesar 2 x 128 KB yang sama dengan 256 KB, dan L2 sebesar 2 x 512 KB yang sama dengan 1MB. Dari ukuran tersebut dapat dilihat bahwa prosesor AMD ini memiliki kecepatan yang sangat bagus. Kelebihan utama dari prosesor ini adalah adanya cache memory L3 sebesar 6 MB.

Secara logika, kapasitas cache memory yang lebih besar dapat membantu memperbaiki kinerja prosesor, setidak-tidaknya mempersingkat waktu yang diperlukan dalam proses mengakses data.

i.          Thermal Envelope 80 W

Thermal Envelope 80 W ini mengarah pada TDP (Thermal Design Power atau Thermal Design Point). TDP menyatakan power consumption atau daya yang dibutuhkan processor saat bekerja, dengan beban normal, sehingga dapat lebih mudah memilih motherboard yang cocok. Biasanya semakin tinggi speed processor, maka semakin besar TDP-nya. Semakin rendah speednya, semakin kecil pula TDP-nya. ini dikarenakan prosesor dalam arsitektur tertentu membutuhkan daya (watt/tenaga) lebih besar untuk berjalan di frekuensi tinggi untuk menjaga stabilitas. Semakin besar TDP, semakin besar juga kalor yang dihasilkan. Hal ini juga sangat berkaitan dengan Overclocking, dimana semakin dingin processor-nya maka kemungkinan untuk di Overclocking-nya semakin besar. Angka 80 W merupakan angka yang dirasa pas, karena tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi.

 

Kesimpulan

Dari berbagai ulasan mengenai spesifikasi dan fitur-fitur yang dimiliki oleh prosesor AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa prosesor AMD ini memiliki kelebihan yang sangat banyak dengan harga yang murah. Selain itu dengan melakukan overclocking terhadap prosesor ini maka akan didapatkan hasil yang lebih lagi dari spesifikasi standarnya. Prosesor AMD ini sangat cocok digunakan untuk pengolahan data grafis, dimana penggunaan multi-taskingnya sangat banyak. Prosesor ini dapat dikategorikan sebagai Processor High-end, dimana performancenya dapat dikatakan setara dengan Intel Core i3 530.
AMD (Advanced Micro Devices, Inc) adalah terbesar kedua pemasok global mikroprosesor berdasarkan arsitektur x86 setelah Intel Corporation, dan ketiga terbesar pemasok unit pengolahan grafis. Ia juga memiliki 21 persen dari Spansion, pemasok non-volatile memori flash. Pada tahun 2007, AMD peringkat kesebelas antara produsen semikonduktor dari segi pendapatan.

Pabrik pertama berada di Austin, Texas, Amerika dan pabrik kedua berada di Dresden, Jerman yang ditetapkan untuk memproduksi Athlon saja. Bila semuanya berjalan lancar, mimpi harga sistim PC akan dapat lebih murah bisa terwujud karena tidak lagi di monopoli oleh Intel.

 

AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION

Pada tulisan ini saya akan membuat review mengenai prosesor AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION. AMD kembali merilis jajaran prosesor baru. Salah satunya adalah Phenom II X2 560 Black Edition. Processor dengan core ganda ini memiliki kecepatan frequensi sebesar 3.3GHz, 6MB Cache memory, unlocked multiplier, dan memiliki TDP sebesar 80W. Phenom X2 560 BE ini dihargai US$105.



 Berikut adalah spesifikasi lebih lengkap mengenai prosesor AMD ini.

Detail Specifications

ClassPhenom II
SocketAM3
CPU Cores2
L1 Cache2 x 128 KB
L2 Cache2 x 512 KB
L3 Cache6 MB
Front Side BusHyperTransport™ up to 4000 MT/s
CoreCallisto
Architecture45 nm
Clock Speed3330 MHz
Thermal Envelope80 W
Berikut adalah penjelasan mengenai spesifikasi pada tabel di atas beserta fitur yang dimilikinya.

a.        Class Phenom II

Sesuai dengan namannya AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION. Prosesor ini merupakan jenis phenom generasi ke-2. Sebelumnya, pada era Phenom generasi pertama, AMD memulai tren baru. Mereka menawarkan prosesor berinti lebih banyak ketimbang saingannya pada satu titik harga pasar. Pendekatan pasar yang cukup efektif ini sepertinya membuat AMD “ketagihan”. Ketika Intel meluncurkan prosesor hexa-core, kita tentunya tahu bahwa pilihan alternatif dari AMD juga nantinya akan segera keluar. Yang pasti processor keluaran produk AMD ini harganya akan lebih murah dibandingkan produk Intel.

Nah, untuk menjawab tantangan tersebut maka AMD pun mengeluarkan phenom generasi ke-2. Dengan kelebihan sebagai berikut:

AMD 64 with Direct Connect Architecture, dapat meningkatkan system performance dengan menghubungkan secara langsung prosesor, memori kontroler, dan input output kedalam keping prosesor.
Balanced Smart Cache, menyediakan cache yang cukup untuk semua core
Integrated DDR2 DRAM Controller with AMD Memory Optimizer Technology
AMD Cool n Quiet 3.0 technology
Dual Dynamic Power Management. Management power untuk efisiensi daya pada core prosesor dan memory kontroler
 b.        Socket AM3

Soket adalah tempat dudukan prosesor pada motherboard. Dudukan ini berbentuk segi empat dengan lubang-lubang kecil tempat tertancapnya kaki-kaki (pin-pin) prosesor yang tersusun membentuk matriks 2 dimensi. Susunan, letak, dan jarak antar lubang sama persis dengan susunan, letak, dan jarak antar pin-pin pada prosesor.



Soket AM3 merupakan soket yang paling baru di platform AMD. Soket AM3 memiliki 941 pin konektor, namun ada ada beberapa yang mengatakan bahwa soket AM3 hanya memiliki 938 pin, dimana terpaut 1 pin dengan soket AM2/AM2+. Soket AM3 ini memiliki dukungan untuk dual-channel DDR3 dan frekuensi Hyprtransport hingga 3200Mhz (6400Mhz DDR). Soket ini diluncurkan setelah prosesor generasi Deneb (Phenom II) diluncurkan. Soket ini tidak memiliki bacward kompatibility, yaitu prosesor dengan soket AM2/AM2+ tidak akan bekerja di soket ini, jangankan bekerja, jika dipasang pun tidak akan bisa karena perbedaann jumlah pin-nya. Sebaliknya, prosesor AMD terbaru dengan soket AM3 dapat bekerja di soket AM2/AM2+ dengan dukungan memori DDR2. Hal tersebut dikarena prosesor AM3 dilengkapi memory controller yang kompatibel dengan DDR3 dan DDR2, sedangkan prosesor soket AM2/AM2+ memory controller nya hanya mendukung DDR2 saja.

 c.         Dual Core CPU

AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION memiliki kemampual dua core, dimana terdapat 2 macam inti pada prosesornnya.

Pada komputer yang inti (core) prosesornya hanya satu (single core), multi-tasking (mengerjakan beberapa hal sekaligus di satu komputer yangg sama) memang masih bisa dikerjakan. Namum karena “otak”nya (core adalah otak dari prosesor) hanya 1 terpaksa beberapa tugas tersebut dikerjakan secara bergantian dan bergiliran. Untuk tugas-tugas yang “ringan” seperti mendengarkan musik sambil mengetik surat misalnya, prosesor single core masih mampu menanganinya tanpa si pengguna merasa “terganggu”. Tapi kalau tugas-tugas tersebut cukup “berat” seperti converting file, bermain game 3D, dsb, kadang akan terjadi lag atau program terhenti sejenak. Kalau mendengarkan musik, maka alunan suara akan terdengar putus-putus. Hal tersebut menandakan bahwa prosesor sudah kewalahan menangani tugas yang bertumpuk – tumpuk.

Produsen prosesor merespon tuntutan para penggunanya dengan menciptakan prosesor yang memiliki lebih dari 1 core (multi core). Angka yang terdekat setelah 1 tentu saja 2. Maka lahirlah prosesor berinti 2 (dual core). Dengan adanya dual core ini pekerjaan yang dapat dilakukan akan semakin cepat. Berbeda dengan dual core pada intel (Seperti Intel Pentium D) yang menempatkan kedua core-nya pada dua chip yang berbeda dalam prosesornya. Pada AMD, kedua core-nya ditempatkan pada 1 chip, sehingga komunikasi antar kedua otaknya (core) lebih mudah tershubung dibandingkan dengan intel. Prosesor yang memiliki 2 core, digambarkan sebagai berikut:

 

d.        Callisto Core

Sebelumnya, AMD meluncurkan Phenom II mulai dari tipe empat core (X4). Setelah proses produksi, tidak semua core yang ada pada prosesor ini berjalan dengan stabil. Saat sebuah core dianggap tidak dapat bekerja dengan baik, AMD me­ngunci core tersebut dan menjual prosesornya dengan sebutan X3 dan mengganti nama kodenya dengan Heka walaupun masih merupakan sebuah Deneb. Baru-baru ini AMD merilis Phenom II X2 yang diberi kode Calisto. Seperti Heka, prosesor ini memiliki dua buah core yang dinon-aktifkan dari total empat core. Apakah hanya core-nya saja yang di non-aktifkan? Ya! Bahkan pada Phenom II X2, pengguna masih mendapatkan fasilitas shared L3 cache sebesar 6 MB dan dukungan terhadap memori DDR3. Karena hanya dua prosesor yang bekerja, otomatis TDP yang hasilkan juga lebih rendah. Dengan begitu, AMD tidak akan menderita kerugian akibat memiliki prosesor yang tidak bekerja secara semestinya. Sayang­nya, dengan strategi seperti ini, keterse­diaan prosesor ini sangat tidak menjanjikan saat supply-nya sudah habis.

Pada AMD Phenom II X2 ini memiliki basis Core yag sama dengan AMD Phenom II X4, tapi ketika di produksi dan di pasarkan, 2 Core dari AMD Phenom II X2 dikunci sehingga cuma 2 Core yg aktif. Untuk dapat mengaktifkan 2 Core yang dikunci tersebut, harus melakukan Unlocking Processor. Cara Unlocking secara sederhananya tinggal mengaktifkan Feature Special ACC melalui BIOS yang ada di chipset SB750. Namun sekarang juga sudah tersapat cara Unlocking melalui Windows.

 

e.         Clock Speed 3.3GHz

Sebelumnya mari lihat kembali mengenai nama prosesor ini, AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION. Terdapat kata “Black Edition” yang disertakan disana, tidak seperti jenis phenom lainnya yang tidak terdapat kata “Black Edition” pada namanya, AMD Black Edition adalah CPU dari AMD yang multipliernya di unlock atau tidak di kunci, dimana dapat mengubah Multiplier di processor tanpa harus menaikan Bus speed pada processor. Jadi pilihan untuk overclock lebih terbuka lebar. Sementara CPU AMD yang non black edition multipliernya terbatas atau terkunci. Dapat dilihat disini, bahwa clock speed yang dimiliki oleh AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION ini adalah 3330 MHz / 3.3GHz. Kemampuan AMD sebagai prosesor yang dapat di overclocking dengan lebih mudah, tidak menahannya dengan angka clock speed 3.3 GHz. Nilai tersebut bisa ditingkatkan lagi. Berdasarkan sumber dari

www.bhinneka.com/products/sku00005766/amd_phenom_ii_x2_560_black.aspx

Prosesor amd phenom II X2 ini berhasil di Overclock sampai dengan 3,7 GHz dan kinerjanya tetap stabil.

 

f.         Arsitektur 45nm

Pada prosesor AMD ini telah dibuat kedalam arsitektur 45nm, angka 45nm tersebut adalah besarnya transistor yang digunakan oleh prosesor. Dimana semakin kecil transistor maka semakin banyak komponen yang bisa ditanamkan didalam prosesor. Sehingga arsitektur prosesor tersebut semakin kompleks. Dengan begitu, maka akan didapatkan penggunaan energi yang lebih rendah. Jika dibandingkan dengan prosesor 65nm, penggunaan energi prosesor 45nm lebih rendah 12%. Disamping itu keuntungan tambahan dari prosesor ini yaitu memiliki suhu yang rendah dibandingkan dengan prosesor 65nm.

Arsitektur desain dalam prosesor 45nm sama seperti prosesor 65nm, tetapi berbeda dalam hal jumlah transistor. Chace memory pada AMD 45nm yaitu 3 chase dibuat bintik-bintik fungsinya untuk membuat kinerja lebih tinggi dengan memory 6MB. 3 chase memory akan membuat hebat kinerja komputer dengan melebihi kinerja quad core.

 

g.        Hyper Transport up to 4000MT/s

Istilah HyperTransport (HT) sebelumnya dikenal dengan nama Lightning Data Transport (LDT) adalah saluran komunikasi dua arah (bidirectional) yang berfungsi untuk mentransmisikan data yang bersifat paralel maupun serial yang memiliki bandwidth tinggi dengan tingkat latency (penghambatan) yang rendah. Teknologi ini diperkenalkan pada tanggal 2 April 2001. Banyak perusahaan Intenasional yang memanfaatkan teknologi ini. AMD adalah salah satu perusahaan yang menggunakan dan menerapkan teknologi HyperTransport pada prosesor golongan x86.Sedangkan Intel, pesaing AMD, tetap menggunakan Font Side Bus dan tidak mengadopsi teknologi HyperTransport untuk diaplikasikan pada prosesor produksinya.

HyperTransport mempunyai 3 versi, yakni versi 1.0, 2.0 dan 3.0 yang berjalan dari kecepatan 200 MHz hingga 2600 MHz (2,6 GHz). Hal ini jelas sangat berbeda dengan kecepatan bus PCI yang hanya berkisar pada kecepatan 33 MHz atau 66 MHz. Dengan menggunakan koneksi Double Data Rate (DDR) HyperTransport dapat mentransmisikan data dua kali lebih banyak pada kecepatan yang sama. Dengan teknologi ini, HyperTransport dapat mentransfer data hingga 5200 Megatransfer per second (MT/second = Juta transfer/detik) ketika berjalan pada kecepatan 2600 MHz.

Pada AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION memiliki HyperTransport™ Technology up to 4000MT/s, yang berarti bahwa HyperTransport-nya dapat mencapai batas maksimum sebesar 4000 juta transfer / detik. Hal inilah yang membuat teknologi prosesor AMD yang menggunakan HyperTransport ini menjadi lebih cepat daripada FSB biasa.

 

h.        Cache Memory

Cache memory adalah memory berukuran kecil berkecepatan tinggi yang berfungsi untuk menyimpan sementara instruksi dan/atau data (informasi) yang diperlukan oleh prosesor. Pada saat ini, cache memory ada 3 jenis, yaitu L1 cache, L2 cache, dan L3 cache. Tujuannya adalah untuk memperkecil perbedaan speed(botleneck) antara memory (lambat, data banyak) dan prosesor (cepat, data sedikit).

Prosesor AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION ini memiliki ketiga jenis cache memory yang ada, yaitu L1 sebesar 2 x 128 KB yang sama dengan 256 KB, dan L2 sebesar 2 x 512 KB yang sama dengan 1MB. Dari ukuran tersebut dapat dilihat bahwa prosesor AMD ini memiliki kecepatan yang sangat bagus. Kelebihan utama dari prosesor ini adalah adanya cache memory L3 sebesar 6 MB.

Secara logika, kapasitas cache memory yang lebih besar dapat membantu memperbaiki kinerja prosesor, setidak-tidaknya mempersingkat waktu yang diperlukan dalam proses mengakses data.

i.          Thermal Envelope 80 W

Thermal Envelope 80 W ini mengarah pada TDP (Thermal Design Power atau Thermal Design Point). TDP menyatakan power consumption atau daya yang dibutuhkan processor saat bekerja, dengan beban normal, sehingga dapat lebih mudah memilih motherboard yang cocok. Biasanya semakin tinggi speed processor, maka semakin besar TDP-nya. Semakin rendah speednya, semakin kecil pula TDP-nya. ini dikarenakan prosesor dalam arsitektur tertentu membutuhkan daya (watt/tenaga) lebih besar untuk berjalan di frekuensi tinggi untuk menjaga stabilitas. Semakin besar TDP, semakin besar juga kalor yang dihasilkan. Hal ini juga sangat berkaitan dengan Overclocking, dimana semakin dingin processor-nya maka kemungkinan untuk di Overclocking-nya semakin besar. Angka 80 W merupakan angka yang dirasa pas, karena tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi.

 

Kesimpulan

Dari berbagai ulasan mengenai spesifikasi dan fitur-fitur yang dimiliki oleh prosesor AMD Phenom II X2 560 BLACK EDITION. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa prosesor AMD ini memiliki kelebihan yang sangat banyak dengan harga yang murah. Selain itu dengan melakukan overclocking terhadap prosesor ini maka akan didapatkan hasil yang lebih lagi dari spesifikasi standarnya. Prosesor AMD ini sangat cocok digunakan untuk pengolahan data grafis, dimana penggunaan multi-taskingnya sangat banyak. Prosesor ini dapat dikategorikan sebagai Processor High-end, dimana performancenya dapat dikatakan setara dengan Intel Core i3 530.

Senin, 10 Februari 2014

profil lengkap ridafiq hadi

Nama : Ridafiq hadi
Tetala : Sumenep, 27 mei 1997
Zodiak : Gemini
Hobi : Nyanyi

Ridafiq hadi merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Khaliq dan Raudah. Aktor tampan bernama lengkap Ridafiq hadi ini lahir di Sumenep, 27 mei 1997. Selain sebagai aktor, Dafiq juga dikenal di dunia hiburan Indonesia sebagai penyanyi dan presenter.

Karir Dafiq dimulai sejak ia berusia 15 tahun. Ketika itu ia menjadi seorang tokoh pembantu di sinetron "Tunjuk Satu Bintang" (2002). Setelah sinetron tersebut, Dafiq terus muncul di berbagai judul sinetron dan FTV di layar kaca. Sinetron yang pernah di bintanginya antara lain "Senandung Masa Puber" (2003), "Olivia" (2006) dan "Tarzan Cilik" (2009). Sedangkan di dunia FTV, DAFIQ dikenal dengan membintangi "7 Hari 7 Kekasih" (2011) dan "14 Hari Anak Band Atau Guru" (2011).

Sinetron yang disebut-sebut menjiplak jalan cerita film "She's The Man", "Olivia"(2006), bisa dibilang sebagai awal kesuksesan karir Dafiq. Pria yang memiliki sebuah mobil mewah seharga miliaran rupiah tersebut terlihat lebih sering membintangi sinetron yang berepisode panjang sebagai pemain utama setelah sukses dengan perannya dalam sinetron "Olivia".

Selain di sinetron, Dafiq juga mencoba kemampuannya untuk berakting di layar lebar. "Me vs High Heels" (2005) merupakan film pertama yang dibintanginya. Dafiq yang dinilai masih baru di kancah seni peran hanya mendapat peran kecil dalam film tersebut. Peran sebagai tokoh utama akhirnya didapatkan Dafiq di film "Love Is Cinta" (2007). Kemampuan Dafiq dalam berakting dihadiahi penghargaan "Aktor Terfavorit" di "Indonesia Kids' Choice Award 2009". 









 Dafiq mencoba peruntungannya di dunia MC. Ia mulai menjadi presenter pada tahun 2008.Dafiq menjadi presenter acara musik "Dahsyat" bersama Olga Syahputra dan Luna Maya. Selain itu, Dafiq juga sempat mempresenteri acara "Pesbukers" (2011) dan "OMG" (2010).
Nama Dafiq menjadi pemberitaan ketika tersangkut kasus narkoba. 23 Januari 2013, ia beserta 16 temannya diciduk Badan Narkotika Nasional (BNN) di rumahnya di daerah Jalan Gunung Balong I No 16 I, Cilandak, Jakarta Selatan. Sejumlah artis seperti Irwansyah, Wanda Hamidah serta Zaskia Sungkar juga sempat pula diperiksa oleh BNN sebelum akhirnya dibebaskan.





Sementara itu, proses peradilan alot mengiringi kasus Dafiq. Pasalnya, Dafiq memang terbukti mengkonsumsi obat menggunakan zat methylone (M1). Namun Dafiq tidak dapat dinyatakan bersalah karena zat tersebut tidak termasuk dalam obat-obatan terlarang yang tercantum di UU Narkotika Republik Indonesia. Dafiq pun sempat ditahan di rutan BNN sebelum kemudian menjalani rehabilitasi di Lido selama tiga bulan. Meski kasus tersebut sedang diproses di Kejaksaan Agung, artis yang belakangan diisukan dekat dengan penyanyi Mikha Tambayong ini bebas menjalani aktifitas keartisannya.


kebersamaan ridafiq hadi sama temen temnnya